Capeknya Jadi Orang Overthinking

 

Foto oleh Keenan Constance dari Pexels
Foto oleh Keenan Constance dari Pexels


Tadinya aku mau memberi judul postingan ini dengan "Sulitnya jadi orang overthinking", namun rasanya kurang tepat karena maksudnya akan lain. Kalau dibaca lagi malah jadi seperti "untuk menjadi overthinking itu ternyata sulit". Ini salah satu dari sikap overthinking aku saat ini. Terkadang hasilnya positif, tapi terkadang juga negatif. Baca terus postingan ini, karena di bawah ini akan aku beri contoh lagi.

Kenapa Overthinking Itu Capek?

Kalian tahu, saat kita mengalami overthinking, otak kita itu tidak benar-benar beristirahat, bahkan saat kita tertidur! Coba pikirkan lagi, berapa banyak dialog yang keluar dari pikiranmu saat kamu berusaha untuk memejamkan mata? Banyak sekali bukan? Itulah kenapa tubuh kita itu capek, rasanya tenaga kita tuh terkuras habis walaupun sudah mencoba tidur nyenyak. 

Pokoknya kalau kamu bangun tidur masih merasa pegal-pegal, coba ingat-ingat lagi dialog apa saja yang pikiranmu buat saat kamu tertidur atau saat mencoba untuk tidur?

Apalagi kalau hal ini sudah membuatmu selalu diambang kecemasan, itu yang lebih parah. Dialog diotakmu seolah membuat masalah kecil menjadi makin rumit. Kalau sampai kamu mengalami insomnia dan gangguan kecemasan seperti ini, lebih baik berbicara dengan ahlinya, jangan dibiarkan.

Overthinking Itu Tidak Selalu Negatif

Kalau melihat dari sepenggal contoh kecil seperti diatas tentang menentukan judul yang tepat, tentu overthinking ini menjadi hal yang positif, karena setiap kali akan berbuat sesuatu pikiran kita akan memikirkan beberapa kemungkinan yang ada dan memaksa diri untuk membuat keputusan yang paling baik. Misalnya saja soal nama Online Shop. 30 hari yang lalu aku masih yakin dengan nama online shop yang aku gunakan, bahkan sudah membuat nama panggilan admin yang merupakan salah satu strategi marketing dan copywriter. Namun nyatanya hal itu juga ga luput dari overthinking dan ya, besok aku akan ganti nama online shop aku and I think the new name is more better.

"Tapi memang kebanyakan overthinking ini ga baik kan?"

Memang benar. 

Contoh kecilnya mungkin kita pernah menyindir seseorang di sosial media dan ternyata pada saat yang sama, teman kita memposting story yang "secara kebetulan" seolah menjawab sindiran yang kita posting tadi. Lalu di otak kita akan timbul berbagai macam dialog seperti, "apa dia kesindir gara-gara story aku tadi ya?" "tapi kan tujuanku bukan ke dia" "kok dia begitu sih? apa dia melakukan hal yang aku sindir tadi ya?". Begitu terus sampai 7 hari 7 malam dan akhirnya? Capek sendiri.

Bagaimana Cara Menghindari Overthinking?

Setelah teman-teman baca bagian atas, pasti teman-teman akan bertanya.

Lantas bagaimana sih menghindarinya? atau lebih tepatnya solusinya?

Cara tersimple dan termudah menghindari overthinking yang pertama adalah ....

JANGAN POSTING APAPUN YANG BERBAU AMBIGU SEPERTI MENYINDIR

Ini yang paling gampang, paling praktis, tanpa embel-embel apapun. Dan hasilnya? Absolutely positive!

"Tapi kan amarah dan dendam ini harus disalurkan, ya caranya dengan menyindir biar orangnya ngerasa, iya kan?"

Oke, kalau gitu saya kasih cara kedua tapi ga menjamin kamu bakal lakuin juga. 

Yaitu dengan cara konfirmasi ke orangnya. Pertama-tama, mungkin kamu bisa memulai dengan meminta maaf kalau story yang kamu buat bukan untuk dia, selanjutnya (jika respon temanmu positif) kamu bisa bertanya masalah dia terkait story yang dia buat. Selesai!

Yah.. Aku juga sebenarnya masih belajar sih untuk menggunakan cara pertama walaupun memang kadang impulsif juga. But, we have to be much better than people who hurt us. Because we are precious, don't act like a loser with doing such thing. <3

Mau baca jurnal aku yang lain? klik saja baca jurnal atau pergi ke menu home dan klik stories di menu atas. Terima kasih. :D


Posting Komentar

0 Komentar