Sebelum nonton film, aku biasanya membaca review terlebih dahulu untuk mempertimbangkan apakah film tersebut layak ditonton atau tidak. Salah satu blog review film yang aku baca adalah bioskopkeren.id, meskipun aku sendiri juga sering menulis ulasan film atau series yang sudah kutonton.
Nah, kali ini, aku ingin berbagi ulasan tentang How To Train Your Dragon versi live action, yang baru saja aku tonton di CGV dalam format 4DX. Film ini merupakan adaptasi dari animasi legendaris yang telah mencuri hati jutaan penonton di seluruh dunia. Versi terbarunya menawarkan pengalaman sinematik yang lebih realistis dan emosional. Apalagi dengan tambahan teknologi 4DX, penonton bisa merasakan sensasi seru terbang bersama naga secara langsung!
Sinopsis How to Train Your Dragon Live Action
Versi live action dari How to Train Your Dragon masih mengangkat kisah Hiccup Horrendous Haddock III, seorang remaja Viking dari desa Berk yang terkenal karena kebiasaan memburu naga. Namun, hidup Hiccup berubah saat ia bertemu seekor naga langka bernama Toothless, seekor Night Fury yang terluka.
Alih-alih membunuhnya seperti tradisi desanya, Hiccup justru menjalin hubungan pertemanan dengan naga tersebut. Keduanya kemudian bekerja sama untuk membuktikan bahwa manusia dan naga bisa hidup berdampingan dalam damai.
Dengan pendekatan visual yang lebih realistis, versi live action ini digarap oleh sutradara orisinalnya, Dean DeBlois, yang menjanjikan cerita yang setia dengan versi animasi, namun dengan pendalaman karakter dan nuansa sinematik yang lebih intens.
Review How To Train Your Dragon Live Action
Meskipun belum pernah menonton versi animasinya, aku tetap dibuat terkesan dengan adaptasi live action How to Train Your Dragon ini bahkan tanpa mempertimbangkan pengalaman 4DX-nya sekalipun. Film ini tetap mempertahankan inti cerita tentang hubungan antara manusia dan naga, namun disisipi elemen-elemen baru yang memperkuat sisi emosional dan konflik karakter.
Pemeran utamanya juga patut diapresiasi; aktor muda Mason Thames sebagai Hiccup dan Nico Parker sebagai Astrid tampil meyakinkan dan cocok dengan karakter versi animasinya. Pemilihan cast terasa pas dan tidak memaksa.
Yang paling menakjubkan adalah kualitas CGI dan efek visualnya. Semua ditampilkan dengan sangat detail dan apik, hingga membuat dunia naga terasa hidup dan magis. Eksekusi visual ini benar-benar menjadi kekuatan utama film, dan membuatku bisa menikmati setiap adegan dari awal hingga akhir tanpa merasa bosan.
Lalu, Bagaimana Rasanya Menonton Di Cinema 4DX?
Ini adalah pengalaman pertamaku menonton film dalam format 4DX, di mana kursi penonton akan bergerak mengikuti alur adegan di layar. Tak hanya itu, ada juga efek tambahan seperti semburan angin, hembusan udara dari belakang kursi, cipratan air, hingga aroma yang disesuaikan dengan suasana dalam film.
Kebetulan film yang aku tonton adalah How To Train Your Dragon, film fantasi yang penuh adegan terbang dan aksi. Sensasinya benar-benar terasa, terutama saat naga terbang ke atas, kursi ikut terangkat perlahan. Ketika naga menukik tajam, kursi langsung condong ke bawah dan bergetar seperti sedang ikut terjun. Angin kencang dari arah depan pun menambah nuansa seolah kita ikut melayang di udara.
Ada pula momen saat naga menyentuh permukaan air, kita akan merasakan semburan kecil air yang menyentuh wajah. Dan yang membuatku terkesan, saat suasana film berubah dari pedesaan ke hutan, muncul aroma segar khas pepohonan yang membuat pengalaman terasa makin nyata.
Buatku, ini jadi pengalaman menonton yang seru dan tidak membosankan sama sekali. Bahkan meskipun aku menonton di jam 9 malam, efek-efek 4DX ini berhasil membuatku tetap terjaga dan menikmati setiap detiknya tanpa mengantuk.
Plus Minus Nonton di Cinema 4DX
Berikut ini plus minus nonton di Cinema 4DX menurut aku berdasarkan pengalamanku kemarin.
1. Kelebihan Nonton di 4DX:
- Efek Terbang yang Nyata: Adegan saat Hiccup dan Toothless terbang di udara akan terasa hidup berkat kursi yang bergerak, angin, dan getaran.
- Suasana Petualangan Lebih Hidup: Getaran saat bertarung dengan naga, semburan udara saat terbang, bahkan percikan air menambah keseruan menonton.
- Cocok untuk Film Fantasi dan Aksi: 4DX memang paling cocok dinikmati saat nonton film bergenre petualangan seperti ini.
2. Kekurangan Nonton di 4DX:
- Bisa Bikin Cepat Lelah: Gerakan kursi dan efek fisik kadang terlalu intens, terutama jika durasi film panjang.
- Kurang Nyaman untuk Semua Orang: Bagi yang mudah mabuk atau gampang pusing, pengalaman 4DX bisa terasa berlebihan.
- Tiket Lebih Mahal: Harga tiket 4DX umumnya dua kali lipat dari tiket reguler, jadi perlu dipertimbangkan dari sisi budget.
Jadi, Pilih Cinema 4DX atau Cinema Biasa?
Film How to Train Your Dragon versi live action menjadi salah satu tontonan yang paling ditunggu, khususnya oleh penggemar kisah petualangan, fantasi, dan persahabatan yang menyentuh. Film ini bukan hanya menyajikan cerita yang menyentuh, tetapi juga visual spektakuler yang sayang dilewatkan begitu saja.
Jika kamu ingin merasakan pengalaman menonton yang lebih intens, imersif, dan penuh sensasi, maka versi 4DX bisa menjadi pilihan menarik terutama pada adegan terbang dan pertarungan naga yang akan terasa lebih hidup.
Namun, jika kamu lebih nyaman menikmati film tanpa banyak gerakan fisik atau distraksi, menonton di format biasa atau layar IMAX bisa jadi opsi terbaik. Semua kembali ke preferensi masing-masing, karena pada akhirnya, kekuatan utama film ini tetap ada pada ceritanya yang kuat dan presentasi visual yang memukau apapun format yang kamu pilih.
0 Komentar