Pegawai Bandara dan Manis Pahit Pekerjaannya, The Million Faces - Ziwa Raisa

 

Judul : The Million Faces

Penulis : Ziwa Raisa

Penerbit : Ellunar Publisher

Tebal Buku : 172 Halaman


Ziwa Raisa, seorang perempuan Indonesia yang bekerja sebagai Passenger Service Agent (PSA) di United Arab Emirates. The Million Faces berisi tentang cerita-cerita Ziwa selama bekerja dan menetap hampir sepuluh tahun di UAE. Mulai dari pengalaman bekerja di perusahaan internasional dengan karyawan lebih dari 130 kewarganegaraan, hingga pertemuannya dengan banyak "wajah" di salah satu bandara tersibuk di dunia yang punya kisah unik tiap harinya. Sebagian bikin terkejut dan tak sedikit pula yang bikin makan hati.


The Million Faces, Sejuta Wajah Manusia dengan Sejuta Sifatnya

Bekerja menjadi front office pernah aku lakoni saat bekerja di salah satu instansi pemerintahan. Untuk itulah aku tertarik dengan buku karya kak Ziwa Raisa ini.

Sejuta wajah dengan sejuta sifat. Memang begitulah manusia pada umumnya. 

Di buku ini, Kak Ziwa menceritakan hampir detail, rentetan kejadian dari mulai yang terlucu sampai ke yang paling menjengkelkan yang pernah dia terima dari para penumpang.

Mulai dari nama-nama unik yang terkesan asal diberikan, sampai nama-nama unik yang kalau dalam bahasa kita ada rasa enggan untuk disebutkan. Contohnya : Ms. Beraki Ruta yang ingin dipanggil Berak. Sungguh aku tertawa terjungkal membaca ini. 

Itu hanya sebagian yang lucu saja, yang lainnya banyak yang unik dan aneh bin ajaib. Ada yang tukang gombal, jorok, ga punya etika, tukang marah-marah sampai ada yang merasa dirinya Raja Dunia. 

Sebagai orang yang berprofesi PSA di Bandara Internasional Dubai, tentu kejadian tak mengenakan seperti itu membekas sampai dia menuangkannya dalam sebuah buku. 

Informasi Penting Turut Serta Di Buku Ini

Kenapa aku bisa bilang informasi penting? Ini terkait regulasi bandara, dan hal lainnya.

Di buku ini Kak Ziwa juga menuliskan tentang regulasi bandara, pengetahuan tentang pasport tiap negara, sampai ke culture/budaya yang ada di bandara itu sendiri.

Regulasi bandara internasional sesuai yang aku dengar, sangat-sangat ketat. Karena jika terjadi kesalahan, mungkin saja akan berakibat fatal seperti penumpang ilegal, human traficking, dan hal berbau hukum lainnya. 

Kak Ziwa mencoba menjelaskannya secara ringkas di sini, membuat aku yang sekalipun belum pernah ke luar negeri ini, bisa membayangkan prosesi bagaimana PSA bekerja untuk mengklarifikasi visa dan pasporku.

Ada juga pengetahuan tentang pasport tiap-tiap negara. Kamu pernah dengar kalau ada pasport dengan batas waktu seumur hidup? Aku baru mengetahuinya lewat bukunya Kak Ziwa ini. 
Ciri-ciri pasport tiap negara pun tak luput dari bidikan kak Ziwa dan menuliskannya. 

Ada yang memang hanya beberapa orang yang bsia membuat pasport di salah satu negara di benua afrika akibat mahalnya biaya pembuatan, dan ada juga paspor yang memuat segala macam informasi pemiliknya sehingga seperti laporan biodata lengkap (aku sampai curiga apa ada horoskopnya juga? Haha).

Terakhir yang menjadi perhatianku adalah tentang budaya di UAE sendiri. UAE meupakan negara dengan mayoritas penduduk beragama Islam, dan setiap menjelang hari raya Idul Fitri, ada saja orang dermawan yang memberikan sedikit rejekinya untuk pegawai bandara seperti Potter. 

Yang paling menarik adalah, budaya perempuan dimuliakan di manapun ia berada. Sampai-sampai, jika ada yang memaki-maki perempuan dan merendahkannya di muka umum, bisa langsung digotong ke kantor polisi.

Review Singkat The Million Faces

Tulisan Kak Ziwa ini mengalir sekali, tidak membosankan untuk dibaca. Jika saja tidak terhalang waktu tidur dan hal lain. Rasanya bukunya akan tuntas dalam sekali duduk.

Aku bisa merasakan emosi kak Ziwa saat bertemu dengan para penumpang yang unik, aneh, bin ajaib. Yang tukang menggoda bercanda sampai ke menggoda pengen nabok. Yang tukang marah-marah sampai ke hampir mukul kayak orang gila. Semua itu pernah aku rasakan saat bekerja sebagai front office.

Jangan disangka tugas front office itu mudah. Tugas kami tidaklah mudah, kami sebagai garda terdepan, menjadi penyortir paling awal bagi mereka yang tidak taat hukum. Dan sudah pasti ketika berhadapan dengan orang yang sedang tersulut emosi, emosi mereka akan dikeluarkan 80% kepada kami. Hahaha.

Belum lagi direndahkan karena mengira gaji kami kecil, status kami paling rendah dalam hierarki kantor, dll. Kenyang bos!

Aku suka sama buku ini mungkin karena aku pernah mengalami hal serupa, tapi buat kamu yang ingin tahu bagaimana para pekerja front office menghadapi berbagai macam manusia, bisa coba baca buku ini.

Untuk review buku lainnya bisa klik menu Books
Kerjasama review dan lainnya bisa email ke ikarireads@gmail.com

Posting Komentar

0 Komentar