Review Anak Semua Bangsa Pramoedya Ananta Toer

review anak semua bangsa

Anak Semua Bangsa merupakan novel kedua dari rangkaian novel tetralogi buru karya Pramoedya Ananta Toer. Novel ini melanjutkan kisah Minke setelah kepergian Annelies ke Amsterdam.

Mari kita langsung saja ke sinopsis dan review dari novel Anak Semua Bangsa karya Pramoedya Ananta Toer.

Sinopsis Anak Semua Bangsa

review anak semua bangsa

Cerita dimulai dengan berita duka dari Annelies yang berada di Belanda. Kalau temen-temen lupa, di novel sebelumnya, Annelies berangkat ke Amsterdam karena dipaksa untuk ikut wali sahnya menurut hukum Belanda, yaitu Maurits Mellema.

Minke yang sedih karena berita duka itu, terlihat tidak bersemangat dalam hidup. Lantas, mertuanya, Nyai Ontosoroh mengajaknya pergi ke Tulangan untuk bertemu dengan keluarga besarnya dan mencoba menjodohkan Minke dengan anak dari Surati, adik Nyai Ontosoroh.

Di Tulangan, Minke malah melihat bagaimana menderitanya para pribumi akibat kekejaman hukum kolonial. Dari situlah Minke merasa bahwa dia harus mencoba membela hak-hak para pribumi. Minke mencoba menuliskan segala ketidakadilan yang dialami rakyat pribumi dan mencoba menerbitkannya di koran Belanda.

Namun, sayangnya, semua hasil tulisannya ditolak mentah-mentah oleh para koran-koran Belanda itu. Bagaimana akhirnya? Apakah Minke menemukan cara lain untuk membela bangsanya? Jawaban dari itu semua ada di buku Anak Semua Bangsa.

Review Anak Semua Bangsa

Membaca buku Anak Semua Bangsa butuh waktu lebih lama daripada buku sebelumnya. Isi cerita bukan lagi soal masa pubertas anak muda yang jatuh cinta dengan lawan jenis, tapi lebih ke pergolakan batin dalam melihat kolonialisme yang terjadi dan merugikan rakyat pribumi.

Selain itu, cerita di buku ini juga lebih banyak ke perjalanan Minke dalam mengenal bangsanya sendiri. Minke yang sejak awal dijejali hukum kolonial, menganggap bahwa kolonial memang sudah sangat berjasa bagi bangsa Hindia Belanda. Namun, pada kenyataannya, rakyat kecil tetap tertindas dengan hukum-hukum kolonial yang ada.

Sejujurnya, aku kurang menikmati membaca ini. Pusing membayangkan bagaimana jalan ceritanya dan memang serumit itu ya untuk mengenal bangsa sendiri di jaman dulu. Tapi menuju ke akhir bab, cerita mulai seru berkat kehadiran Maurits Mellema yang datang ke kediaman Nyai Ontosoroh.

Jadi itulah sinopsis dan review dari novel Anak Semua Bangsa karya Pramoedya Ananta Toer. Sekali lagi, buku ini merupakan buku kedua dari rangkaian tetralogi buru karya pak Pram yang terkenal.

Setidak-tidaknya, kamu harus baca buku ini sekali seumur hidup, biar mengenal bangsa kita saat penjajahan era kolonial.

Tonton Review Via YouTube



Posting Komentar

0 Komentar