Judul : Animal Farm
Penulis : George Orwell
Penerbit : Bentang Pustaka
Tebal Buku : 148 Halaman
Suatu malam, Major, si babi tua yang bijaksana, mengumpulkan para binatang di peternakan untuk bercerita tentang mimpinya. Setelah sekian lama hidup di bawah tirani manusia, Major mendapat visi bahwa kelak sebuah pemberontakan akan dilakukan binatang terhadap manusia; menciptakan sebuah dunia di mana binatang akan berkuasa atas dirinya sendiri.
Animal Farm merupakan novel alegori politik yang ditulis Orwell pada masa Perang Dunia II sebagai satire atas totaliterisme Uni Soviet. Dianugerahi Retro HugoAward (1996) untuk novela terbaik dan Prometheus Hall of Fame Award (2011), Animal Farm menjadi mahakarya Orwell yang melejitkan namanya.
Kisah Pemberontakan Hewan Di Peternakan
Kisah yang ada di novel ini tidak jauh beda dengan blurbnya. Tentang pemberontakan yang terjadi di Peternakan Manor oleh sekelompok hewan yang diprakarsai oleh para Babi.
Para Babi ini berpikir, terutama Major sang pencetus ide. Bahwa mereka para hewan harusnya mendapat lebih dari yang mereka dapatkan sekarang. Dengan pemikiran "Kami yang bekerja, tapi manusia yang menuai hasilnya". Kira-kira seperti itu. Dan kemudian, pemberontakan itu benar terjadi.
Awalnya pemberontakan ini berjalan mulus, para hewan makmur tanpa kekurangan, pemerataan makanan dan pekerjaan juga adil di bawah pimpinan Napoleon dan Snowball. Namun, keserakahan membuatnya tak bertahan lama. Para Babi ingin mendapatkan lebih dari apa yang mereka dapat sekarang dengan dalih mereka adalah "Sang Pemikir".
Isu Politik Yang Terdapat Dalam Novel Ini
Ketika ada 2 pemimpin, pasti ada saja perbedaan pendapat, begitupun dengan Napoleon dan Snowball ini. Masa pimpinan Snowball membuat sejahtera semua hewan. Tapi Napoleon tidak setuju dengan sikap Snowball hingga dia mengkudeta pimpinan Snowball dan ide-idenya sekaligus menyingkirkannya. Mirip sekali dengan gambaran yang terjadi dalam pemerintahan bukan?
Propaganda dilaksanakan, hewan-hewan lain di cuci otak dengan janji-janji manis hingga kepemimpinan yang awalnya demokratis menyimpang menjadi otoriter. Pimpinan selalu benar, dan tidak ada satupun yang bisa menentangnya. Jika ada yang menentang, hukuman mati yang akan didapatnya.
Napoleon semakin bertindak semena-mena, hukum yang digaungkan diawal diubah-ubah seenaknya. Hingga suatu malam salah satu hewan mendapatinya berpesta dengan para manusia. Pemandangan yang seharusnya tidak pernah terjadi dalam sejarah pemberontakan hewan terhadap manusia.
Review Singkat Novel Animal Farm
Awalnya jika ada yang bertanya tentang buku ini, aku akan bilang "Tentang pemberontakan hewan terhadap manusia". Namun setelah membacanya aku merubah kalimatku menjadi "tentang babi yang jadi manusia dan manusia yang jadi babi". Sungguh membagongkan sekali!
Selama membaca ini aku dibuat emosi. Awalnya aku pikir hanya novel bergenre distopia biasa, ternyata sungguh terasa sekali satire-nya. Isu politik yang digaungkan di novel ini benar-benar disajikan dengan gamblang.
Kalau kamu membaca ini pasti kesal dengan para hewan bodoh yang sudah tahu pemerintahan si babi ini tidak masuk akal, tapi masih saja ada hewan yang loyal dan tetap mendukung si babi. Seperti halnya masyarakat kita terhadap beberapa golongan dan pemerintahan. Masih saja ada menutup mata, atau bahkan matanya tertutup walaupun sudah banyak bukti negatifnya.
Memang isu politik seperti kontradiktif sekali.
Buku yang seharusnya bisa dibaca dalam sekali duduk ini, aku habiskan dalam 5 hari. Aku tidak mau terburu-buru membacanya agar bisa memahami isinya. Jumlah halamannya tidak banyak hanya 146 saja. Tapi pengalaman baca yang aku dapat setara dengan buku beratus-ratus halaman. WOW!
Terjemahannya ga usah ditanya, bagus banget. Mengalir seperti air. Diksinya pas dan tidak sulit dicerna. Buku ini bikin aku jatuh cinta sama George Orwell dan ingin membaca karya dia yang lain.
Untuk review buku lainnya bisa klik menu Books
Kerjasama review dan lainnya bisa email ke ikarireads@gmail.com
0 Komentar