Review Buku Show Your Work - Austin Kleon | 10 Poin Untuk Berani Unjuk Karya

Review Buku Show Your Work - Austin Kleon | 10 Poin Untuk Berani Unjuk Karya

Sebenarnya banyak dari kalian yang punya karya, tapi gak tahu caranya untuk memperkenalkan ke orang banyak. Contohnya, kamu yang suka menggambar, atau kamu yang suka nulis novel, atau mungkin se-simple kamu yang suka journaling. Semua itu sebenarnya bisa dibilang kamu membuat suatu karya, dan sekarang PR kamu adalah menunjukkan karyamu ke orang banyak.

Kalau kamu udah pernah baca Steal Like An Artist, kamu akan ngeuh banget dengan perbedaan dari kedua buku ini. Steal Like An Artist adalah buku yang memberitahu kamu tentang cara mencuri pengaruh dari orang lain sedangkan buku ini, Show Your Work adalah buku yang memberitahu kamu caranya mempengaruhi orang lain.

Tapi, untuk menyebarkan pengaruh ke orang lain, kamu harus memiliki sebuah karya yang tidak bisa diabaikan orang lain. Caranya bagaimana? Seperti kata komedian Steve Martin, “Berkaryalah sebagus mungkin supaya orang tak mungkin mengabaikanmu”. Namun, karya yang bagus tidaklah cukup, karyamu harus mudah ditemukan.

Tapi bener gak sih kita itu harus bikin karya yang bagus banget, perfect lah pokoknya? Ya gak juga. Nah untuk penjelasan lengkapnya, kita akan masuk ke 10 Cara Jitu Agar Kreativitasmu Dilirik Banyak Orang.

1. TIDAK PERLU MENJADI JENIUS

Menurut buku ini, untuk memperkenalkan karya yang kamu punya, kamu gak perlu menjadi seorang jenius dulu atau seorang professional dulu. Percaya atau gak, menjadi amatir itu lebih baik ketimbang menjadi professional. Kenapa? Karena kita masih memiliki ruang untuk melakukan kesalahan, belajar dan bertumbuh dari sana. 

Terus gimana caranya?

Pertama, temukan scenius. Scenius di sini adalah ruang kita berkarya. Bisa dengan media sosial, blog, atau channel YouTube. Dengan menemukan satu scenius dan fokus disitu, kita bisa mulai BERBAGI apa yang kita cintai, dan BERBAGI tentang apa yang menjadi karya kita.

Tapi emang bakalan ada yang lihat?

Gak usah takut. Dunia internet itu luas. Yang penting di sini adalah kamu fokus dengan apa yang ingin kamu bagi saja, audiens biasanya mengikuti seiring dengan berjalannya waktu. Kalo kamu mau sedikit lebih beda dari yang lain, kamu bisa mulai cari tahu akun-akun atau blog-blog dengan tema yang mirip. Pelajari, lalu cari apa yang mereka belum bagikan dan bisa kamu bagikan.

2. PIKIRKAN PROSES BUKAN HASIL

Kalau dulu, para seniman itu cenderung menyimpan proses kreatif mereka untuk konsumsi pribadi. Kalau sekarang justru itu yang banyak dicari orang-orang. Mereka ingin tahu bagaimana kamu berproses menghasilkan suatu karya.

Contohnya saja seorang astronot bernama Hadfield. Dia bahkan membuat konten tentang kesehariannya di luar angkasa dan membagikannya di YouTube. Kontennya itu simple, contohnya ketika dia menggunting kuku, menggosok gigi, tidur, atau bahkan memperbaiki stasiun luar angkasa. Kegiatan yang sederhana, tapi menjadi menarik karena semuanya dilakukan di luar angkasa.

Tapi kan kadang ribet ya kalau harus in frame terus? Harus update tiap hari gitu ya?

Nah ini juga yang jadi kendala orang-orang. Gak harus update tiap hari juga sih, tapi cobalah mulai mendokumentasikan setiap hari. Dokumentasi bukan berarti harus di post lho ya. Dengan dokumentasi ini, nantinya kamu bisa punya bahan untuk dibuat menjadi konten.

Kelebihan lainnya saat mendokumentasikan kegiatan adalah proses penggarapan karya kamu bisa lebih jelas, dan kamu bisa lebih merasa berkembang.

3. BERBAGILAH HAL KECIL SETIAP HARI

Selain proses kreatif, kamu juga bisa berbagi hal kecil setiap hari. Tapi sebelum berbagi “hal kecil” ini, ada sebuah pertanyaan yang bisa kamu tanyakan terlebih dahulu kepada diri sendiri. Pertanyaannya simple, “terus kenapa?”. Gitu doang, tapi ngena lho.

Contohnya nih, kamu mau posting kucing kamu lagi tidur sambil meluk guling. Sebelum di post kamu tanya dulu dengan berpikir sebagai audiens karya kamu. Seperti, “terus kenapa kalo kucing kamu lagi tidur sambil meluk guling? Emang ada manfaatnya gitu buat aku? Biar mata jadi adem lihatnya? Enakan lihat oppa Korea dong klo mau ngademin mata”

Kalau ternyata gak ada manfaatnya dan gak nyambung dengan karya kamu, mending urungkan niat dan ganti dengan yang lebih bermanfaat. Misalnya, tentang mentor kamu, tentang inspirasi karya kamu, tentang proses karya kamu atau tentang kesulitan karya kamu sekaligus solusinya.

Nah, dengan kamu berbagi hal kecil ini setiap hari. Lama-lama konten yang kamu bagikan jadi banyak. 1 bulan aja 30 hari kan, berarti 30 konten. Kalau 1 tahun? Udah 365 konten. 

4. BUKALAH KOLEKSIMU

Tadikan berbagi karya udah, berbagi proses udah, berbagi hal kecil juga udah, nah sekarang waktunya berbagi koleksi.

Apa sih maksudnya?

Jadi gini. Ketika seseorang menyukai suatu topik tertentu, misalnya seorang penulis novel. Penulis novel ini biasanya memiliki setumpuk inspirasi yang dia koleksi. Bisa dari buku, majalah, kliping koran, musik, atau apapun. Penulis ini bisa juga nih membagikan koleksinya itu ke khalayak umum. Yang terpenting adalah, jangan lupa cantumkan sumber.

Jadi hal ini juga berlaku sama kamu. Kalau kamu punya sesuatu yang menginspirasi kamu membuat suatu karya, kamu bisa membagikan hal itu ke media sosial dengan mencantumkan sumber.

5. CERITAKAN YANG BAIK-BAIK SAJA

Dalam bab ini, penulis lebih menekankan ke dalam hal pembuatan cerita atau caption. Dimana untuk membuat karya atau postingan kita lebih kena ke audiens kita, kita harus menyentuh hati mereka.

Tapi, selain itu, kita juga harus jujur saat menceritakan diri sendiri namun gunakan bahasa yang baik dan sopan. Misalnya, kalau kamu seorang penulis novel merangkap pekerja kantor. Tinggal bilang saja bahwa kamu adalah budak korporat yang hobi menulis.

Seperti yang dibilang penulis “Kalau bukan ninja, guru atau bintang rock, jangan sebut dirimu begitu. Jangan pernah.” - hal 109. Bahkan George Orwell mengatakan “Autobiografi bisa dipercaya hanya bila mengungkap aib”.

6. AJARKAN YANG KAMU TAHU

Hal lain yang bisa kamu bagikan di internet selain karyamu adalah dengan mengajarkan ilmu yang kamu tahu.

Balik lagi ya ke karya tulis, misalnya sebuah novel. Kamu bisa bagikan tips-tips menulis novel, menentukan tokoh, menciptakan tokoh antagonis, membuat konflik atau apapun lah yang masih berhubungan dengan menulis novel.

Atau kamu juga bisa membagikan pengalaman kamu belajar menulis novel. Misalnya, mengikuti mentor A, mengikuti kursus B, membaca buku C sebagai pedoman kepenulisan, dan lain sebagainya.

Nantinya, cirlce (Belajar-Ajarkan) ini akan terbentuk dengan sendirinya. Audiens juga akan datang sendiri ke kamu.

7. JANGAN JADI MANUSIA PENYAMPAH

Hal yang tidak boleh kamu lakukan saat ingin berbagi karya ke khalayak ramai adalah menjadi “manusia penyampah”.

Hah? Gimana sih maksudnya?

Jadi gini, pernah denger gak, ada yang ngakunya sebagai penulis novel tapi baca novel orang aja ogah-ogahan? Novel yang dia tulis kepengen dibaca orang tapi dia gak mau baca novel karya orang lain? Itulah yang disebut manusia penyampah.

Karena pada dasarnya, jika kita menginginkan pembaca maka kita harus jadi pembaca dulu, jika kita ingin penggemar maka kita harus jadi penggemar dulu, dan jika kita ingin diterima di suatu komunitas, kita harus jadi anggota komunitas yang baik dulu.

Intinya sih kita harus jadi peminat dalam suatu topik karya tertentu, setelah kita suka, kita bahas, selanjutnya kita akan menarik orang-orang yang menyukai topik yang sama.

8.  BELAJARLAH MENERIMA PUKULAN

Pukulan di sini sebenarnya lebih mengarah ke kritik atau hate speech yang sering kita temui di kolom komentar internet.

Pada dasarnya, ketika kita memposting karya atau konten di internet, kita harus sudah siap terhadap reaksi yang akan kita dapatkan. Entah itu reaksi positif ataupun reaksi negatif.

Austin Kleon bahkan punya cara untuk menghadapi kritik negatif ini.

Santai dan bernapaslah. Mendapat kritik kejam bukan berarti kiamat kok. Cobalah terima perlahan, atau kamu bisa coba meditasi juga buat nenangin pikiran.

Tegakkan kepala. Hal ini bisa membuat berlatih untuk terus mendapatkan kritikan. Kalau ada yang kritik, bagikan lagi saja karya serupa, biarkan saja mereka mengkritik lagi. Semakin banyak kamu dapat kritikan, semakin lama akan semakin bisa menghadapi kritikan dengan tenang.

Mengelaklah. Ingat, kita tidak bisa mengontrol ketikan orang. Cuek aja. Sengajain aja sodorin lagi karya yang mereka gak suka, biar panas sekalian.

Lindungi area rapuhmu. Jika ada konten atau karya yang sensitif, jangan di posting. Kamu harus melindungi area rapuhmu. Risiko dikritik orang itu pasti ada, tapi jika kamu sekiranya gak akan sanggup jika memposting satu hal ini, ya jangan di posting. Simple.

Jaga keseimbangan. Kamu harus ingat kalau konten atau karyamu ini adalah sesuatu yang kamu kerjakan, bukan identitas kamu. Jadi kamu harus tetap dekat dengan keluarga, teman, dan orang-orang yang sayang sama kamu.

Tapi gimana nih kalau gak kuat dengan kritik dari haters? Simple-nya blok aja sih. Jika memang isinya berisi ujaran kebencian yang tidak pantas dengan bahasa vulgar atau kebun binatang, blok aja, report sekalian kalo perlu.

9. JUALLAH

Pada akhirnya, karya yang kamu bagikan sampai ke titik “jualan”. Hal ini sah-sah saja, karena kamu butuh modal untuk menghasilkan karya baru lain yang lebih menarik.

Austin Kleon bahkan menyematkan mail list di dalam blognya agar dia masih tetap dapat terhubung dengan para pengunjung yang tertarik dengan tulisannya. Dengan adanya mail list ini kita bisa memanfaatkannya dengan mengirimkan news letter, atau menawarkan jasa berbayar. Austin Kleon juga menyematkan link yang bisa membuat pengunjung menyumbang sedikit uangnya. 

Pasti kamu juga sering denger dan sering lihat ini sih. “Traktir gw kopi, klik link ini” dan selanjutnya orang-orang yang menyukai konten kamu akan mengklik link tersebut dan mentransfer uang kecil sebagai pengganti kopi yang mungkin berkisar 10-20 ribu.

10. BERTAHANLAH

Hal terakhir yang harus kamu lakukan adalah BERTAHAN. Jangan pernah berhenti di tengah jalan dan jangan pernah putus asa. Teruslah bagikan karya kamu, proses pembuatan karya kamu, apa yang membuat kamu terinspirasi dan progress karya kamu, semuanya.

Jika kamu merasa sudah cukup ahli dalam suatu topik, kamu bisa berganti topik dan dorong diri kamu untuk jadi amatir lagi. Dengan begitu, kamu bisa mulai lagi membagikan hal yang kamu cintai dengan topik yang berbeda.

Membagikan karya di era digital kayak sekarang memang mudah. Handphone udah canggih, media juga tinggal dipilih. Tinggal kitanya aja nih yang berani, konsisten dan mau belajar. Perkara dapat engagement tinggi atau gak, sebenarnya itu perkara lain. Kita hanya cukup dengan belajar dan bagikan. Sesekali memahami algoritma juga bagus biar karya kita bisa mencakup khalayak lebih luas lagi.

Jadi itulah review buku Show Your Work kali ini, buku yang cocok untuk kamu yang masih ragu untuk membagikan karyamu. Semoga bermanfaat dan sampai jumpa di review selanjutnya.

Video Review Via Youtube


Link Pembelian Buku


Kerjasama/Affiliator untuk promosi buku di blog ini bisa kirim email ke nurhayati.irma20@gmail.com dengan subjek "KERJASAMA REVIEW BUKU".

Posting Komentar

0 Komentar