Review Buku Hai Bestie! Karya Vian Everdeen

 

Pertama, aku mau ngucapin terima kasih kepada Vian Everdeen yang kembali mengirimkan bukunya untuk aku ulas di blog, instagram juga youtube. Judul bukunya kali ini adalah "Hai Bestie! Michelle Florinancy's Journal".

Kalau kamu sudah baca buku pertamanya Vian yang berjudul "Psio-logy" pasti udah gak asing sama si tukang ghibah satu ini, Michelle. Dan jujur, aku gak nyangka kalau buku kedua Vian bakalan tentang si Michelle ini. Michelle memang salah satu karakter yang aku suka dari buku sebelumnya.

Yok, kita langsung aja mulai review buku Hai Bestie! karya Vian Everdeen.

Sinopsis Singkat Buku Hai Bestie!

Michelle Florinancy, si tukang ghibah pegawai Vereisa Consulting yang sekarang menyandang status sebagai terapis memutuskan untuk membuat buku pertamanya, judulnya Hai Bestie!

Buku ini berisi jurnal kehidupan dia, tentang keseharian, kehidupan masa lalu, dan kisah cintanya dengan Micky. Michelle tidak menyangka jurnal online-nya akan dibukukan seperti ini. Tapi dari awal memang dia bertekad ingin memberikan sebuah manfaat bagi orang yang membaca bukunya.

Berbekal ilmu psikologi, law of attraction dan afirmasi diri yang Michelle miliki, Michelle berusaha mengemas ceritanya menjadi kisah inspiratif yang bisa bermanfaat bagi orang yang kisahnya relate dengan apa yang dia alami.

Review Buku Hai Bestie!

Sinopsisnya seolah review singkat novel si Michelle ya. Ya mau gimana lagi, memang konsepnya begitu, menulis karakter penulis. Bingung gak? Jadi Vian sebagai penulis novel ini, menulis karakter Michelle sebagai seorang penulis. Gitu lah ya.

Novel ini punya genre slice of life, romance. Pas aku baca juga memang isinya kumpulan curhatan Michelle di platform curhat online. Cuman karena isinya menarik dan inspiratif, curhatan ini akhirnya dibukukan. 

Aku pun tidak memungkiri bahwa ini novel rasa self improvement, sangking relate banget dengan apa yang dikatakan si Michelle. Sekilas info, Michelle ini kan punya karakter yang nyaris blak-blakan, tapi tetep selalu positif. Jadi meski nyablak tapi bijak gitu. 

Gak salah judulnya Hai Bestie! karena kita memang diajak untuk masuk ke dunianya Michelle dan dengerin semua curhatannya dia.

Kekurangan Buku Hai Bestie!

Seperti biasa, aku akan bahas kekurangan dan kelebihan buku ini. Tapi, kita akan bahas kekurangannya dulu.

Karena ini konsepnya curhat yang dibukukan, jadi gak ada masalah yang berarti. Cuman, ada sedikit typo yang bisa diperbaiki, nantinya ya. Gak terlalu berpengaruh dengan isi cerita, cuman bagi aku yang agak perfeksionis ini, akan lebih baik jika typo ini dihilangkan. 

Contoh: typo panggilan orang pertama, yang tadinya gue jadi kadang aku. dan ada typo-typo lain yang mungkin karena auto correct si word yang agak nyebelin itu. Aku juga gak tahu cara matiinnya, karena sering typo kayak gitu pas nulis di word.

Kelebihan Buku Hai Bestie!

Nah, itu doang ya Bestie, eh Vian kekurangan si buku ini. Sekarang kita kelebihannya.

Lebihnya buku ini tuh, buanyaaaak. Kamu lagi kesepian? Butuh buku yang punya vibes serasa temen ngobrol, baca buku ini aja. Gaya bahasanya itu, santai, gaul, dan lucu, jadi bacanya serasa lagi baca buku curhat temen yang sering tuker-tukeran saat SMP.

Baca buku ini tuh kamu akan dapetin temen ngobrol, quotes bijak, quotes inspiratif, tips dan trik mencapai ketenangan hidup dengan afirmasi, konsep law of attraction, dan ditampar fakta buat yang suka mengeluhkan pasangannya. Hahaha.

Seperti yang aku bilang di awal tadi, meski buku ini bergenre novel tapi kita bisa ambil teori self improvement dari sosok Michelle ini. Bagaimana caranya dia menghadapi masalah, bagaimana caranya dia bertumbuh jadi sosok lebih baik, bijak, dewasa dan mendewasakan pasangannya. Mantap kan.

Gak ada masalah dengan layout, selalu suka dengan kalimat pendek sebagai pembuka. Covernya juga cantik dan mewakili isi buku.

Quotes dari Buku Hai Bestie! 

Ada banyak quotes menarik yang ada di buku ini. Tapi, aku akan tulis beberapa yang menurutku nampar banget ya.

"Karena sebenernya manusia hidup buat belajar. Kalau salah? ya belajar lagi. Bagian kita cukup maafin aja apa yang mereka perbuat walaupun gak bisa melupakannya" - Hal 11

"Bukan kah cantik itu luka? Kita tidak bisa menerima keindahan tanpa menikmati sisi buruknya" - Hal 60

"Kita gak pernah bisa mengontrol keadaan yang ada di luar kendali kita, tapi kita bisa mengontrol diri kita sendiri" - Hal 57

Kesimpulan

Jadi kesimpulannya, suka gak sama buku ini? Jelas suka. Bahkan buku ini sudah masuk ke daftar buku yang akan aku baca lagi suatu hari nanti. 

Aku juga akan rekomendasikan buku ini buat kamu yang lagi dalam fase quarter life, boleh krisis boleh gak. Cocok soalnya. Biar tahu "ooh ternyata gini kalau menjalani hidup saat kita di umur segini, ooh gini lho cari pasangan tuh" kurang lebih begitu. Ditambah gaya bahasanya yang "bestie" banget, bikin cucok em buat me time ama buku sambil halusinasi punya bestie kayak Michelle. 

Oke, segitu dulu review kali ini. Sekali lagi, thanks Vian udah ngirimin bukunya sepaket lagi sama photo card Badarawuhi dan greeting message yang bikin aku terharu. 

Buat kamu yang mau beli bukunya, bisa langsung ke instagram Vian, di @vian_everdeen

Selain itu, thank you banget yang udah baca, dan selalu bahagia ya.




Posting Komentar

2 Komentar

  1. "Kita gak pernah bisa mengontrol keadaan yang ada di luar kendali kita, tapi kita bisa mengontrol diri kita sendiri", Quotes ini sepertinya menyoroti pentingnya mengendalikan diri dalam menghadapi berbagai situasi dalam hidup. Meskipun kita tidak bisa mengontrol apa yang terjadi di sekitar kita, kita memiliki kendali atas reaksi dan sikap kita terhadap setiap situasi. Memiliki kendali atas diri sendiri membantu kita tetap kuat dan bijaksana di tengah-tengah perubahan dan tantangan hidup. #akusotoy

    BalasHapus
  2. Quotenya nampol nih, bener juga lo kalau manusia hidup itu untuk belajar dan memetik hikmahnya, jangan sampai melakukan kesalahan yang sama ya kan

    BalasHapus